PONARYO ASTAMAN
PENAMPILANNYA kalem. Permainannya taktis. Jiwa kepemimpinannya kuat. Itulah ilustrasi singkat untuk menggambarkan seorang Ponaryo Astaman.
Pemain yang baru diboyong Arema Malang dari Telekom Malaka ini memang pantas dititahkan sebagai jenderal di lapangan. Kemampuannya meredam emosi membuat permainan tim bisa terjaga baik. Pantas, jika di tim nasional Yoyo –begitu panggilannya—ditunjuk sebagai kapten.
Kini, di Arema, pemain kelahiran Balikpapan, 25 September 1979, itu kembali bersua dengan Miroslav Janu. Sosok Janu memang sudah tak asing lagi, begitu juga sebaliknya. Keduanya pernah berkolaborasi saat masih di PSM Makassar.
“Yoyo amat piawai sebagai gelandang penyeimbang. Permainannya taktis dan tidak emosional. Dia bisa membuat rekan-rekan setimnya tak panik saat kondisi terjepit. Wajar saja saat di PSM dia saya tunjuk sebagai kapten,” ujar Janu.
Permainan Ponaryo tak bisa lepas dari gaya sang idolanya, Fernando Redondo. Pemain asal Argentina itulah yang menjadi inspirasi permainannya. Sebelum dia menggunting rambutnya seperti sekarang, Yoyo meniru habis potongan rambut Redondo, tergerai panjang dengan bandana di kepala.
“Redondo merupakan pemain cerdas. Selain punya olah bola bagus, visi permainannya juga mumpuni,” tegas pemain yang kini menjadi ikon apparel tim nasional Indonesia, Nike. *fhn
Biodata
Kelahiran : Balikpapan, 25 September 1979
Tinggi/berat : 174 cm/65 kg
Posisi : tengah
Karir
1997-1999 : Persiba Balikpapan
1999-2002 : PKT Bontang
2002-2004 : PSM Makassar
2005-2006 : Telekom Malaka
2007-... : Arema Malang
Prestasi
2003 : runner-up LI
2003 : gelandang terbaik versi Anteve
2004 : gelandang terbaik versi Anteve
2004 : runner-up Piala Tiger
0 Comments:
Post a Comment